Lahirnya Babi, Kucing dan Tikus-Riwayat mengatakan pada mulanya ketika Allah Azzawajalla hendak menurunkan azab kepada kaum Nabi Nuh a.s. yang ingkar, maka Allah Azzawajalla memerintahkan agar Nabi Nuh a.s membina kapal besar bagi mengangkut pengikut-pengikutnya serta menyelamatkan haiwan-haiwan sebelum azab diturunkan.
Maka Allah Azzawajalla memerintahkan agar dibawa setiap hewan berpasang-pasangan. Namun iblis laknatullah turut menyertai Nabi Nuh a.s secara sembunyi-sembunyi untuk menyelamatkan dirinya.
Lihat juga : Belajar dari kebiasaan dan sifat semut
Maka setelah azab diturunkan, banjir besar berlaku, maka berlayarlah kapal Nabi Nuh a.s mengelilingi dunia. Maka sepanjang pelayaran itu, terjadilah beberapa permasalahan dan keajaiban.
Lihat juga : Belajar dari kebiasaan dan sifat semut
Maka setelah azab diturunkan, banjir besar berlaku, maka berlayarlah kapal Nabi Nuh a.s mengelilingi dunia. Maka sepanjang pelayaran itu, terjadilah beberapa permasalahan dan keajaiban.
Lahirnya Babi, Kucing dan Tikus
Lahirnya Babi, Kucing dan Tikus. Bahtera yang membawa orang-orang mukmin dan makhluk-makhluk lainnya berlayar dengan tempat tujuan yang belum pasti. Sementara itu disebabkan oleh banyaknya makhluk hidup di atas bahtera, dan pengaturan pembuangan kotoran manusia dan binatang yang tidak memadai, akhirnya di atas bahtera dipenuhi oleh kotoran para penumpangnya. Nabi Nuh pun memohon kepada Allah SWT untuk menghilangkan kotoran yang menumpuk itu.
Lahirnya Babi, Kucing dan Tikus. Melalui Jibril, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk mengusap dahi seekor gajah. Setelah diikuti perintah itu, keluarlah dari belalai tersebut sepasang babi. Oleh binatang itu, kotoran-kotoran di dalam bahtera dimakannya. Para pengikut Nabi Nuh keheranan menyaksikan takdir Allah yang demikian.
Namun oleh Iblis, yang ikut di dalam bahtera itu, bagian belakang dari babi itu diusap olehnya. Lalu muncullah dari hidung babi tersebut sepasang tikus. Tikus-tikus itu ternyata menggerogoti papan-papan bahtera dan barang-barang yang ada. "Dari mana sebab datangnya semua ini dihabisi seluruh isi bahtera ini," ujar Nabi Nuh heran.
Lihat Juga : Belajar Gerak luas dan bebas dari belalang
Jibril mendatangi beliau, dan mengatakan, "Iblislah yang empunya kerjaan itu. Disapunya bagian belakang babi, kemudian keluarlah binatang itu, ya Nuh. Sapulah oleh Tuan bagian belakang harimau itu, niscaya dikeluarkan oleh Allah Ta’ala binatang yang membunuh tikus itu”.
Jibril mendatangi beliau, dan mengatakan, "Iblislah yang empunya kerjaan itu. Disapunya bagian belakang babi, kemudian keluarlah binatang itu, ya Nuh. Sapulah oleh Tuan bagian belakang harimau itu, niscaya dikeluarkan oleh Allah Ta’ala binatang yang membunuh tikus itu”.
Benarlah, tatkala Nabi mengusap bagian belakang harimau, maka keluarlah sepasang kucing yang kemudian segera memburu tikus-tikus sebagai makanannya. Demikianlah, sejak kejadian itu, tikus dengan kucing menjadi bermusuhan.
Nabi Nuh a.s. penasaran terhadap perbuatan Iblis, maka ia pun bertanya kepadanya, "Apa sebabnya engkau sapu bagian belakang babi itu, adakah firman Allah terhadap hal yang demikian itu?"
Iblis menyahut, "Kulihat Tuan menyapu belalai gajah, maka dikeluarkan oleh Allah Ta’ala sepasang babi. Maka kusapu pula bagian belakang babi, maka Allah mengeluarkan tikus. Bahwa kehendak Tuan pun dikabulkan, dan kehendak aku pun dikabulkan juga oleh Allah Ta’ala."
"Siapa yang menyuruh engkau naik ke atas bahtera ini beserta kami?" tanya Nabi Nuh kepada Iblis.
"Bahwasanya yang menyuruhku itu keinginan diriku sendiri juga. Telah berpuluh-puluh laksa2 kaumu hingga tidak terbilang banyaknya, dan mereka, menurutku, mereka dibinasakan oleh Allah Ta’ala karena sebab Tuan. Maka keinginan hamba hendak membinasakan seluruh isi bahtera ini., padahal hamba mengetahui tidaklah dapat melewati takdir Allah Ta’ala," jawab Iblis.
Nabi Nuh marah dan mengusir iblis ketika mendengar pengakuannya. "Mengapa sekarang Tuan mengusir, sedangkan dahulu Tuan suruh naik kepada binatang khar itu?" sergah iblis.
Lihat Juga : Belajar Lapang dada Dari Telaga Dan Garam
Nabi Nuh berada di dalam bahtera dimulai tanggal 9 Rajab hingga 10 Muharam. Di bulan Muharam itu, datanglah Jibril kepada Nabi Nuh, dan mengatakan, “Salamullah atasmu ya Nuh, telah jauhlah engkau dari orang- orang kafir, dan telah sejahteralah engkau terhadap kebinasaan seperti firman Allah Ta’ala: ‘Hai Bumi telanlah olehmu air itu. Dan, hai langit, tahanlah olehmu air itu’."
Maka redalah air hujan. Kemudian bahtera bertawaf, tujuh keliling di Ka’bah. Setelah selesai, rombongan melaju ke arah wilayah Syam. Daerah-daerah perbukitan yang ada di bumi telah dilaluinya. Bahtera kini berada di atas bukit Yudiy (Yudiy adalah salah satu bukit yang terletak di wilayah Armenia bagian selatan, berbatasan dengan Mesopotamia). Perlahan-lahan air pun mulai surut.
Firman Allah kepada Jibril, “Hai Jibril, belahlah olehmu bumi supaya cepat surut airnya, karena hamba-Ku, Nuh, dengan orang-orang yang menyertainya itu bertahan di dalam bahtera”.
Jibril pun menuruti apa yang Allah perintahkan itu. Dengan sayapnya ia membelah bumi sehingga terbentuklah tujuh samudera lautan yang sangat dalam hingga ke lapisan ketujuh dari bumi. Kemudian sampai kepada tempatnya ikan Nun yang bernama Bahrul Qudrat. Beberapa hari kemudian air pun mulai surut. Ketika air sudah, surut, Bahtera Nuh berlabuh di atas bukit Yudiy.
Baca juga : Jangan pernah takut pada apapun
Iblis menyahut, "Kulihat Tuan menyapu belalai gajah, maka dikeluarkan oleh Allah Ta’ala sepasang babi. Maka kusapu pula bagian belakang babi, maka Allah mengeluarkan tikus. Bahwa kehendak Tuan pun dikabulkan, dan kehendak aku pun dikabulkan juga oleh Allah Ta’ala."
"Siapa yang menyuruh engkau naik ke atas bahtera ini beserta kami?" tanya Nabi Nuh kepada Iblis.
"Bahwasanya yang menyuruhku itu keinginan diriku sendiri juga. Telah berpuluh-puluh laksa2 kaumu hingga tidak terbilang banyaknya, dan mereka, menurutku, mereka dibinasakan oleh Allah Ta’ala karena sebab Tuan. Maka keinginan hamba hendak membinasakan seluruh isi bahtera ini., padahal hamba mengetahui tidaklah dapat melewati takdir Allah Ta’ala," jawab Iblis.
Nabi Nuh marah dan mengusir iblis ketika mendengar pengakuannya. "Mengapa sekarang Tuan mengusir, sedangkan dahulu Tuan suruh naik kepada binatang khar itu?" sergah iblis.
Lihat Juga : Belajar Lapang dada Dari Telaga Dan Garam
Nabi Nuh berada di dalam bahtera dimulai tanggal 9 Rajab hingga 10 Muharam. Di bulan Muharam itu, datanglah Jibril kepada Nabi Nuh, dan mengatakan, “Salamullah atasmu ya Nuh, telah jauhlah engkau dari orang- orang kafir, dan telah sejahteralah engkau terhadap kebinasaan seperti firman Allah Ta’ala: ‘Hai Bumi telanlah olehmu air itu. Dan, hai langit, tahanlah olehmu air itu’."
Maka redalah air hujan. Kemudian bahtera bertawaf, tujuh keliling di Ka’bah. Setelah selesai, rombongan melaju ke arah wilayah Syam. Daerah-daerah perbukitan yang ada di bumi telah dilaluinya. Bahtera kini berada di atas bukit Yudiy (Yudiy adalah salah satu bukit yang terletak di wilayah Armenia bagian selatan, berbatasan dengan Mesopotamia). Perlahan-lahan air pun mulai surut.
Firman Allah kepada Jibril, “Hai Jibril, belahlah olehmu bumi supaya cepat surut airnya, karena hamba-Ku, Nuh, dengan orang-orang yang menyertainya itu bertahan di dalam bahtera”.
Jibril pun menuruti apa yang Allah perintahkan itu. Dengan sayapnya ia membelah bumi sehingga terbentuklah tujuh samudera lautan yang sangat dalam hingga ke lapisan ketujuh dari bumi. Kemudian sampai kepada tempatnya ikan Nun yang bernama Bahrul Qudrat. Beberapa hari kemudian air pun mulai surut. Ketika air sudah, surut, Bahtera Nuh berlabuh di atas bukit Yudiy.
Baca juga : Jangan pernah takut pada apapun
Belum ada tanggapan untuk "Lahirnya Babi, Kucing dan Tikus"
Posting Komentar