5 Dampak Bahaya Memberikan Hadiah Pada Anak-Anak yang masih belum saatnya memiliki sesuatu-“Nanti Ayah belikan mobil-mobilan kalau pr-nya selesai” Hal seperti ini sudah terkesan akrab di sekeliling kita. Apakah ini tepat? Apakah benar anak menyelesaikan pr sesuai harapan kita? Atau hanya mengejar hadiah mobilnya saja?
Kali ini kita tidak membahas budaya memberi hadiah pada saat ulang tahun, tetapi yang akan kita bahas adalah hadiah sebagai pemicu perilaku baik atau disiplin yang sering disalahartikan. Dimana hadiah tersebut tidak membentuk perilaku baik, tetapi malah sebaliknya semakin merusak perilaku.
Di ranah pendidikan karakter, perilaku dibentuk dengan berbagai macam teknik dan pendekatan. Salah satunya dengan modifikasi perilaku yang menggunakan hadiah dan yang tidak menggunakan hadiah.
Hadiah menimbulkan rasa senang dan gembira, pertanyaan saya adalah bisakah rasa senang dan gembira dimunculkan tanpa hadiah? Bisa, dan ada banyak caranya. Banyak orangtua tidak memahami hal ini, atau bahkan berpikir mengenai hal ini. Memang, hadiah adalah cara yang paling mudah memunculkan akibat senang, dicintai, diperhatikan dan sejenisnya. Tapi jika ini diberikan terus, ada dampak bahayanya.
Apa saja
5 Dampak Bahaya Memberikan Hadiah Pada Anak-Anak yang masih belum saatnya memiliki sesuatu?
1. Hadiah biasanya dijanjikan sebelum perilaku yang diharapkan muncul
Hal ini sering digunakan mengontrol atau memanipulasi anak. Sehingga anak tidak memahami dengan baik alasan mengapa perilaku baik harus dibiasakan muncul, karena anak hanya terfokus pada hadiah. Lebih parah lagi apabila yang dijanjikan orangtua tidak ditepati, kadangkala hal ini justru dapat menyebabkan perilaku buruk anak semakin menjadi-jadi.
Lihat juga : Dukungan dan Dorongan Positif bagi Anak
2. Hadiah sering dianggap global
Maksudnya, saat perilaku baik pada waktu tertentu saja anak dianggap baik. Bisa jadi pada lain kesempatan anak tidak lagi bersikap baik. Jika ingin sikap baik konsisten, maka hadiah juga konsisten (hal ini seringkali memberatkan), akibatnya kita mendidik anak yang hanya bisa menuntut.
3. Hadiah mengajarkan anak untuk fokus diluar dirinya
Hal ini menyebabkan anak kesulitan untuk memahami rasa, dan akibat dari perbuatan baik yang akan menyenangkan di hatinya. Orangtua perlu mendidik rasa dan emosi anak, seperti rasa
bermakna, percaya diri, dan menghargai diri sendiri saat dia berhasil mencapai sesuatu yang baik.
Lihat juga : Cara Mendidik Anak Agar Lebih Pintar Dan Cerdas Dalam segala hal
4. Seringkali yang menentukan hadiah adalah orangtua
Hal ini menyebabkan ukuran keberhasilan perilaku sering tidak berimbang, hadiah terbaik hanya untuk perilaku yang sudah dia kuasai, atau sebaliknya. Sehingga level gradasi dalam pencapaian sering tumpang tindih.
5. Hadiah diberikan jika anak sukses dalam perilaku atau pencapaiannya
Seringkali anak butuh didampingi dalam proses mendapatkan perilaku yang baik, tetapi di generasi “microwave” ini semua ingin serba instant, dan yang terpenting adalah hasil. Sehingga secara tidak sadar hal ini mengajarkan anak memanipulasi orangtua, yang penting perilaku baik sudah muncul, dan anak akan mendapatkan hadiahnya.
Lihat juga : Macam-macam Pola asuh Anak
Membahagiakan orang lain tidak selalu dengan hadiah, ada banyak cara. Mari kita belajar untuk mengetahui lebih dalam, bagaimana membentuk karakter anak tanpa hadiah.
Belum ada tanggapan untuk "5 Dampak Bahaya Memberikan Hadiah Pada Anak-Anak yang masih belum saatnya memiliki sesuatu"
Posting Komentar